KKN Internasional Vietnam Universitas Andalas 2018

Berikut ini merupakan essay KKN Internasional Vietnam Universitas Andalas 2018

RANTAI TRAUMA PERANG VIETNAM 
Chalistha Putri Regita Cahyani 

KKN diidentikkan dengan kegiatan pengabdian masyarakat. Lain hal apabila konteks KKN diperluas dengan cakupan Internasional. Akhirnya fungsi mahasiswa sebagai delegasi berubah menjadi agen representatif Indonesia dalam menyampaikan kesan positif di negara tujuan. Selama 20 hari KKN, penulis melakukan kegiatan kunjungan berupa kunjungan industri baik berupa industri pengolahan sayur dan buah, industri minuman dan industri pertanian modern. Selain itu kami mengunjungi beragam tempat bersejarah dan aktivitas pertukaran budaya. Sangat bangga rasanya menjadi perpanjangan tangan Universitas Andalas dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Vietnam. 

Teringat dengan salah satu ungkapan dari Lailah Gifti Akita “History is rich knowledge. In your travel, learn brief history of the place visited”.  Sejarah apapun punya daya tarik masing-masing untuk diceritakan kembali. Namun perang Vietnam merupakan sejarah yang masih mudah untuk digali kisahnya. Yang membuat penulis selalu bertanya tanya bagaimana perang tersebut terjadi dan mengapa dampaknya sebegitu membekasnya. Ketertarikkan penulis terhadap sejarah Perang Vietnam sangat beralasan. Bagaimana tidak, telah terjadi perang kimia beracun setengah abad yang lalu namun penulis masih berkesempatan melihat dampak nyata ketika melakukan KKN di Vietnam.  

Penulis ingin mencoba membuat pembaca menyusuri kejadian perang Vietnam dari kegiatan KKN yang kami lakukan. Kengerian tak berperi melihat kenyataan masih besarnya potensi terlahir cacat di Vietnam akibat perang tersebut. Masih banyak kesaksian otentik yang bisa didapatkan karena mereka masih mampu bersaksi, mereka saksi hidup. Dan KKN Internasional ini telah sukses menyulut empati penulis untuk ikut merasakan penderitaan mereka dan membantu mereka dengan kapasitas dan porsi penulis dan teman-teman KKN Internasional Vietnam lainnya sebagai mahasiswa. 

Penulis dan teman-teman KKN Internasional Vietnam pergi ke Taman Nasional U Minh Thuong pada tanggal 14 Juli 2018. Kami berkeliling dan berfoto-foto ria di Danau Hoa Mai tanpa mengetahui sebenarnya terjadi kejadian yang tragis pada danau tersebut. Danau tersebut merupakan tanah yang pernah dijatuhkan bom napalm yaitu zat kimia yang berbentuk pasta terbakar saat dijatuhkan dan dalam beberapa detik selanjutnya akan muncul gumpalan bola api menyala. Tanah yang terkena bom napalm tersebut membentuk cekungan besar yang pada akhirnya terbentuk danau. 

Hoa Mai Lake

Dalam sejarah, Perang Vietnam merupakan genosida terakbar yang dilakukan Amerika Serikat terhadap negara di Asia tenggara. Serangan terkenalnya bernama ‘Agen Oranye’. Serangan ini memiliki asal mula yang rumit dimana awalnya berupa Perang proksi yaitu perbedaan paham antara kerajaan Vietnam Utara yang Komunis dan kerajaan Vietnam Selatan yang kapitalis-anti-komunis. Keterlibatan Amerika Serikat yaitu dalam membantu Vietnam Selatan secara agresif dengan melakukan operasi senjata kimia (Ranch hand). Senjata kimia ini telah memusnahkan 5 juta hektar hutan dan ladang tanaman, membunuh tiga juta orang sebagai korban. Bahkan 150.000 anak anak yang terlahir cacat pada masa perang tersebut 

Relasi antara Serangan “agen oranye’ dengan danau Hoa Mai adalah dampak dari terbentuknya danau pada Taman Nasional tersebut. Taman Nasional tersebut merupakan salah satu hutan yang terkena semprotan massal zat kimia dioxin. Zat kimia tersebut pada hakikatnya merupakan herbisida yang mampu mendefoliasi daun-daun, prinsip kerjanya sama dengan hormon pertumbuhan dimana ia akan mempercepat pertumbuhan daun sehingga daun daun akan berguguran. Gugurnya daun tentunya mempermudah pihak Amerika Serikat dalam melakukan serangan. Hal ini dimaksudkan agar monitoring lawan lebih mudah dari udara dan serangan lebih akurat. Hutan-hutan lebat pun bersih setelah disemprotkan lebih dari 80 juta liter Agen oranye. 

Bagian terburuk dari serangan dioksin di Taman Nasional U Minh Thuong adalah konsentrasi kimia dioksin yang disemprotkan terakumulasi pada tanah dan menggenang abadi di danau Hoa Mai. Tanah dan air di Taman Nasional U Minh Thuong tercemar, seluruh hewan yang berkembang biak disana menunjukkan keanehan tingkah laku. Manusia sebagai predator tertinggi dalam rantai makanan pun terkena dampaknya, justru lebih besar. Akumulasi terus menerus didalam rantai makanan terjadi. Studi terbaru yang dikemukakan Prof. Teruhiko Kido mengatakan adanya dampak peningkatan hormon tertentu pada wanita dan anak-anak yang mereka susui beberapa dekade kemudian. 

Di hari ke 18 kami di Vietnam kami mengunjungi ‘Kien Giang Provincial Social Sponsor Center’ yang merupakan kompleks rumah gabungan panti asuhan, panti jompo dan sekolah luar biasa bagi anak-anak di panti asuhan tersebut. Tempat ini dibiayai oleh pemerintah dan sebagian didapatkan dari donatur. Beberapa dari anak yatim piatu ditempat tersebut merupakan anak yang dibuang oleh ibunya dengan diletakkannya di depan pagar panti asuhan tersebut. Kebanyakan dari mereka merupakan anak yang memiliki cacat fisik seperti hidrosefalus, down syndrome, tuli, buta sebagian mata dan autisme. Pengasuh panti asuhan tersebut mengkonfirmasi bahwa cacat yang terjadi masih ada hubungannya dengan perang yang terjadi di masa lampau. 


Saintis yang memproduksi cairan kimia tersebut berkilah bahwa hal itu hanya akan membunuh tumbuh-tumbuhan tanpa efek samping pada manusia. Namun, Amerika Serikat menggunakan bahan kimia Dioksin dalam konsentrasi yang lebih daripada seharusnya. Dewasa ini diketahui bahwa dioksin memiliki banyak bahaya kepada manusia. Diantaranya dioksin mampu mengacaukan sistem hormon dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon lalu mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel, menyebabkan timbulnya penyakit genetis, mutasi dan mengacaukan sistem saraf. Terdapat ketidak-adilan dimana seharusnya kesempatan menjadi manusia sempurna didapatkan seluruh bayi yang lahir. Di Vietnam sekitar 20 persen pemuda-pemuda yang dalam usia produktif mengalami cacat bawaan lahir. Sebagai mahasiswa kami hanya mampu membantu dengan memberikan materi dan berbagi kebahagiaan. Terlihat jelas trauma dimata mereka. Tidak ada pilihan selain mempertahankan hidup dengan keterbatasan yang tidak diinginkan. 

Dari kedua lokasi tersebut penulis dan teman-teman KKN Internasional Vietnam yang lain merasakan nestapa dari napak tilas kejadian pada tahun 1957 tersebut. Pentingnya perdamaian dunia dan menghindari perang harus ditanamkan sebagai moral pemanusiaan manusia. Kami turut merasakan sakitnya kehilangan orang orang yang dicintai, membayangkan menjadi wanita yang harus merelakan suami atau anak laki-lakinya berperang, lalu beberapa dari mereka bahkan tak kembali kerumah atau kembali hidup dengan kondisi fisik yang pilu, kendati demikian warga masih harus berjuang hidup melalui pertanian dan perikanan. Beberapa dari mereka dipekerjakan pada toko-toko souvenir di tempat wisata bersejarah perang. Pembekalan softskill diberikan agar mereka bisa menghasilkan uang sendiri. Warga sipil yang tidak berperang tidak mendapatkan kompensasi veteran dari pemerintah. 

Rantai trauma itu akan terus berikatan. Meskipun getir mereka berusaha merasa nyaman. Perdamaian sudah ditegakkan ditilik dari bukti kerjasama Vietnam-Amerika Serikat dalam perdagangan semakin berkembang. Perang sudah terjadi dan Solusi sudah dilaksanakan dengan memutus rantai kontaminasi pada manusia dan menanam pohon penetralisir zat kimia. Mahasiswa masih bisa membantu menjadi agen perdamaian dunia melalui empat pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan budaya, sosial dan ekonomi, politik serta agama. Kegiatan KKN Internasional ini telah mendukung perdamaian dunia setidaknya antara Indonesia dan Vietnam. Dengan mengetahui budaya suatu negara maka kita dapat memahami karakteristik dari masyarakatnya. Karena Indonesia dan Vietnam bersaudara. 

#NoMoreWarPlease 

Comments